http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
1/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
i
PROSIDING
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
2/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
TEMA: INOVASI TEKNIK SIPIL DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR DAN KEMARITIMAN
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
SURABAYA, 28 JANUARI 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
3/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
iii
Sipil XI-2015.
ESSENCE OF DHARMAWANGSA
PT. ADHIMIX PRECAST
PROGRAM SARJANA ITS
PROGRAM PASCASARJANA ITS
LABORATORIUM STRUKTUR TEKNIK SIPIL ITS
LABORATORIUM BETON DAN BAHAN BANGUNAN TEKNIK SIPIL ITS
LABORATORIUM PERHUBUNGAN DAN BAHAN KONSTRUKSI JALAN
LABORATORIUM KEAIRAN DAN TEKNIK PANTAI
PARA PEMAKALAH DAN PESERTA
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
4/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
5/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
v
PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL FTSP-ITS
Pelindung : Dekan FTSP-ITS
Sekjur Teknik Sipil FTSP-ITS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc.
Wakil Ketua : Dr. Ir. Wasis Wardoyo, MSc.
Sekretaris : Danayanti Azmi Dewi Nusantara, ST, MT
A. A. Ngr. Satria Damar Negara, ST., MT.
Bendahara : Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD
Koord. Sie Dana : Dr.techn. Umboro Lasminto, ST, MSc
Ir. Bambang Sarwono, MSc
Ir. Ervina Ahyudanari, ME., PhD
Sie Editor : Nastasia Festy Margini, ST, MT
Yang Ratri Savitri, ST, MT
Putu Tantri Kumalasari, ST, MT
Cahyono Bintang Nur Cahyo, ST, MT
Aniendhita Rizki Amalia, ST, MT
Sie Publikasi dan Dokumentasi : Mohamad Bagus Ansori, ST, MT
Istiar, ST., MT
Sie Konsumsi : Ir. Ervina Ahyudanari, ME., PhD
Endang Trismiati, A.Md.
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
6/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Djunarko
Wisang Adji Rasmana
Prof. Dr. Ir. Triwulan, DEA
Prof. Dr.Ir. Nadjaji Anwar, MSc
Prof. Ir. Noor Endah, MSc. PhD
Dr. Ir. Ria AA Soemitro, M.Eng
Budi Suswanto, ST. MT. PhD
Trijoko Wahyu Adi, ST. MT. PhD
Ir. Putu Artama W., MT., PhD
Ir. Faimun, M.Sc., PhD
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
7/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
vii
Pemerintah pusat dan daerah sedang meningkatkan pembangunan di
segala bidang
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk menyongsong
ASEAN
economic community ( Masyarakat Ekonomi ASEAN - MEA) yaitu kumpulan
negara
ASEAN yang bertekad mewujudkan kawasan ekonomi yang terintegrasi.
Seminar
Nasional Teknik Sipil XI yang bertema Inovasi Teknik
Sipil dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air dan Kemaritiman Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
diharapkan mampu memfasilitasi kegiatan tukar menukar dan
diseminasi informasi
perihal pengelolaan sumber daya air dan kemaritiman, karena
memberikan dampak
yang signifikan terhadap kekuatan ekonomi.
Seminar ini diadakan oleh Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan pada tanggal 28 Januari 2015. Pada Seminar
ini terdapat 101
makalah, yang meliputi topik Keairan dan Teknik Pantai,
Transportasi, Struktur,
Manajemen Konstruksi, Geoteknik, dan Manajemen Aset Infrastruktur.
Semua makalah
telah mengalami proses review oleh tim penilai makalah yang
kompeten dibidang
masing-masing dengan mengikuti kaidah penulisan makalah bermutu.
Makalah tersebut
akan dipresentasikan serta didiskusikan secara terbuka. Selain
tujuan tersebut diatas,
seminar ini bertujuan untuk memberikan sarana bagi dosen,
mahasiswa, maupun
praktisi dari seluruh penjuru Indonesia menyampaikan konsep,
hasil riset, dan
pemikirannya.
Atas semua bantuan dan dukungan dari semua pihak, panitia
mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya dan akhir kata semoga semua makalah ini
bermanfaat bagi
semua pihak.
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
8/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
9/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
ix
Assalamualaikum Wr.Wb.
Para peserta seminar dan pembaca prosiding yang kami hormati.
Pemerintah pusat dan daerah sedang meningkatkan pembangunan di
segala bidang dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat untuk mengikuti perkembangan adanya ASEAN
Economic
Community ( Masyarakat Ekonomi ASEAN - MEA) yaitu kumpulan negara
ASEAN
yang bertekad mewujudkan kawasan ekonomi yang terintegrasi.
Sebagai
konsekuensinya, setiap anggota MEA memberi peluang pada para
profesional untuk
bermigrasi dari satu negara ke negara lain. Persaingan yang
terbuka ini berdampak pada
tuntutan peningkatan profesionalitas pelaku ekonomi dan pelaku
sektor pendukungnya,
tidak terkecuali para profesional Indonesia. Sektor pendukung utama
ekonomi Indonesia
yang perlu dioptimalkan adalah sektor sumber daya air, sektor
kemaritiman dan enerji
alternatif.
kekuatan ekonomi. Penguatan ekonomi tersebut ditunjukkan dengan
ketercukupan
pangan. Ketercukupan pangan ini dapat dicapai dengan
peningkatan produksi pertanian,
kelancaran transportasi inter dan antar pulau, pengurangan bencana
banjir dan bencana
kekeringan maupun bencana yang terkait oleh pengelolaan sumber daya
air yang kurang
tepat. Hal yang dapat dipertimbangkan lagi sebagai langkah
optimalisasi potensi sumber
daya air adalah inovasi daya air sebagai enerji alternatif yang
ramah lingkungan.
Sampai saat ini, potensi laut Indonesia belum dikelola secara
optimal. Kendala utama
yang dihadapi dalam pengelolaan potensi laut adalah kurangnya
sumber daya manusia,
keterbatasan sarana/prasarana ekonomi kemaritiman serta lemahnya
pengawasan
wilayah laut. Ketiga hal ini sangat mempengaruhi konektivitas antar
pulau dan
rendahnya peningkatan potensi laut. Masterplan Percepatan dan
Perluasan
Pembangunan Ekonomi (MP3EI) yang dirancang oleh pemerintah
Indonesia (2011-
2024) diharapkan mampu mengatasi masalah ini. Insan akademisi dapat
berperan
memacu terealisasikannya MP3EI dalam pembangungan sumber daya
manusia dan
melakukan inovasi perancangan sarana/sarana kemaritiman serta dalam
teknologi
pengawasan wilayah. Akademisi dapat pula berperan serta dalam
sektor sumber daya air
pada perancangan sarana/prasarana pemanfaatan sumber daya
berwawasan lingkungan
secara optimal.
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
10/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Seminar Nasional Teknik Sipil XI-2015 ini dilaksanakan untuk
memfasilitasi para
akademisi, peneliti, birokrat, dan masyarakat umum untuk
berkontribusi menyumbangkan
ide, bertukar pikiran, konsep, dan risetnya dalam rangka memperluas
wawasan terkait
pengembangan dan implementasi program MP3EI. Diharapkan para
peserta mendapatkan
manfaat untuk menjalin hubungan kerjasama dan kolaborasi riset
lebih lanjut.
Tak lupa ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kami haturkan kepada
Bapak Menteri
Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia dan Bapak Menteri
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia atau yang mewakili atas
kesediaannya memberikan
pengarahan sebagai pembicara utama serta kepada semua pihak
yang telah membantu
terlaksananya kegiatan ini, baik dari ITS, sponsor, partisipan, dan
panitia pelaksana.
Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan membawa kemaslahatan
bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
11/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
xi
OPTIMASI A LOKASI AIR IRIGASI DENGAN METODE PROGRAMA
LINIER
............................................................................................................................
1
Acep Hidayat
PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS
................................................ 9
MAJEMUK
...................................................................................................................
17
ANALISIS MASA MANFAAT WADUK SAGULING DI JAWA BARAT ..........
27
Ana Nurganah Chaidar, Indratmo Soekarno, Agung Wiyono & Joko
Nugroho
REKAYASA PERCABANGAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DENGAN
MODEL NUMERIK DUA DIMENSI UNTUK OPTIMALISASI ALIRAN KE
FLOODWAY PLANGWOT
.........................................................................................
37
Andi Patriadi, Umboro Lasminto, dan Wasis Wardoyo
HYDRODYNAMICS CHANGE AT REJOSO ESTUARY DUE TO JETTY
CONSTRUCTION
.......................................................................................................
45
PENGARUH LEBAR PUNCAK DAN KEDALAMAN AIR DI ATAS MERCU
TERHADAP TRANSMISI DAN REFLEKSI GELOMBANG PADA PEMECAH
GELOMBANG BAWAH AIR
....................................................................................
53
Cahyono Ikhsan, Mamok Suprapto , Siti Qomariyah,
Solichin
DISTRIBUSI KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI ARAH TRANSVERSAL
PADA SALURAN MENIKUNG (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI
MATARAM)
.................................................................................................................
73
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
12/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
KABUPATEN POBOLINGGO
...................................................................................81
Faradlillah Saves, Nadjadji Anwar, dan Mas Agus
Mardyanto
EVALUASI POMPA AIR PRAPEN TERHADAP MUKA AIR BANJIR DI SALURAN
WONOREJO
............................................................................................93
Ismail Sa‘ud, S. Kamilia Aziz, Annisaa Fitri, dan Luqmanul
H.
OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN DRAINASE JALAN RAYA SEBAGAI
ALTERNATIF PENANGANAN MASALAH GENANGAN AIR
.........................101
Liany A. Hendratta
PERHITUNGAN HIDROGRAF BANJIR DANAU LIMBOTO DI GORONTALO
.......................................................................................................................................113
Bambang Sarwono, Muhammad Abdul Rahman, Umboro Lasminto, Sutikno,
Komang Arya Utama
STUDI PENGARUH PERUBAHAN KAPASITAS TAMPUNG DANAU
LIMBOTO TERHADAP ALIRAN SUNGAI LIMBOTO GORONTALO
..........123
Muhammad Abdul Rahman,Umboro Lasminto, Bambang Sarwono, dan
Edijatno
PERENCANAAN OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION SEBAGAI
SUMBER ENERGI UTAMA PADA DESA SAWAI, KABUPATEN MALUKU
TENGAH
.....................................................................................................................133
BANJIR DAN PENYEDIAAN AIR BAKU PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS) KEMUNING - SAMPANG
............................................................................139
STUDI OPTIMASI SISTEM DRAINASE PADA PENGEMBANGAN KAMPUS
ITS SURABAYA
.........................................................................................................151
WADUK NIPAH
.........................................................................................................161
STUDI PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI KARANG MUMUS AKIBAT
PERUBAHAN KAPASITAS TAMPUNGAN WADUK BENANGA SAMARINDA
.......................................................................................................................................171
STUDI PENGARUH FUNGSI BENDALI PADA PENGURANGAN BANJIR DI
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPAL KOTA BALIKPAPAN
................181
Rossana Margaret Kadar Yanti, Umboro Lasminto, dan
Edijatno
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
13/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
xiii
TERBUKA DENGAN ALGORITMA
GENETIK..................................................
191
PEMETAAN POTENSI AIRTANAH CEKUNGAN PALU UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN
IRIGASI DI PROPINSI SULAWESI TENGAH 205
Triyanti Anasiru, Sance Lipu dan Zeffitni
PENGAMATAN AWAL GERAK MATERIAL LAHAR DI SUNGAI GENDOL
......................................................................................................................................
213
HIDROGRAF ALIRAN DAS WELANG HULU
................................................... 223
Windari Wahyu Ningsih, Edijatno, dan Nadjadji
Anwar
UJI KINERJA AERATOR DALAM MENGURANGI GEJALA KAVITASI DI
DASAR SALURAN CURAM
...................................................................................
233
EVALUASI HIDROGRAF BANJIR DENGAN ARTIF ICIAL NEURAL
NETWORK DALAM MENGANALISA HUJAN-ALIRAN DI
SUNGAI-SUNGAI
BESAR KABUPATEN BANYUWANGI
.................................................................
243
BIDANG 2 - TRANSPORTASI ESTIMASI BIAYA MANFAAT PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN
PENDUKUNG KONEKTIVITAS LOKAL DI KOTA BAUBAU
........................ 253
Fadly Ibrahim, Fadhil Surur, Andi Alifuddin
ANALISIS NILAI WAKTU KENDARAAN PRIBADI JENIS MOBIL
PENUMPANG UNTUK PERJALANAN KOMUTER DI KOTA SURABAYA .
261
Feni Widiyawati, Hera Widyastuti dan Wahju Herijanto
KAJIAN BENTUK STERN HULL KAPAL SHALLOW
DRAFT UNTUK
MENINGKATKAN PERFORMANCE KAPAL
.....................................................
271
KERUGIAN TRANSPORTASI AKIBAT PEMBANGUNAN BOX
CULVERT
PADA RUAS JALAN BANDA ACEH – MEDAN STA 269+730
.......................... 281
Herman Fithra
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
14/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
KASUS MATERIAL RAP DARI JALAN IR. SOEKARNO, TABANAN)
..........291
I G. B. M. Permana, R. A. A. Soemitro dan H. Budianto
OPTIMASI ARMADA KAPAL RORO DAN LCT TERHADAP TINGKAT
PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
KETAPANG – GILIMANUK
.......................................................................................................................................299
PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE DI PERAIRAN RIAU
PESISIR
.......................................................................................................................................307
PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK
KARBON DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KABUPATEN BANYUWANGI
.......................................................................................................................................317
MODEL PERTUMBUHAN DAN PERBANDINGAN MODEL PREDIKSI
PENDUDUK KOTA SURABAYA PERIODE TAHUN 1994 - 2013
.....................329
Muhammad Shofwan, Donny Cahyono dan Hitapriya
Suprayitno
ANALISIS DAMPAK PEMILIHAN RUTE TERHADAP TITIK
PERSIMPANGAN MENUJU WILAYAH SELATAN PULAU BALI
.................341 Ni Luh Gede Sukma Weshima, Hera
Widyastuti dan Wahju Herijanto
STUDI NUMERIK TENTANG PENGENDALIAN ALIRAN SEKUNDER PADA
AIRFOIL NASA LS-0417 DENGAN VORTEX GENERATOR DI DEKAT
ENDWALL
...................................................................................................................351
ANALIS TEKNIS PERBANDINGAN VARIASI BENTUK BADAN KAPAL
JENIS PLANING HULL DAN AXE BOW PADA KAPAL TIPE HIGH SPEED
CRAFT
.........................................................................................................................359
SEBAGAI BAHAN CAMPURAN ASPAL DINGIN JENIS OGEMS DENGAN
MENGGUNAKAN ASPAL EMULSI MODIFIKASI (STUDI KASUS
MATERIAL RAP JALAN KOLONEL H. BURLIAN PALEMBANG)
...............371
Rudi Juharni, Ria A. A. Soemitro, dan Herry Budianto
HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENGGUNA, PEMILIHAN MODA,
AKTIVITAS DAN TINGKAT KEPUASAN PADA PENGGUNAAN MODA
TRANSPORTASI (MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEM-PLS)
...................379
Tampanatu P. F. Sompie, Syanne Pangemanan
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
15/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
xv
DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-
PANARUKAN
............................................................................................................
389
ANALISA PENGGUNAAN RECLAI MED ASPHALT PAVEMENT (RAP)
SEBAGAI BAHAN CAMPURAN ASPAL DINGIN (COLDMIX )
BERGRADASI
SEMI PADAT DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL CAIR MC-800 (STUDI
KASUS MATERIAL RUAS JALAN AMLAPURA - ANGENTELU) .................
397
A.A.G Esa A. Sanjaya, Ria A. A. Soemitro dan Herry
Budianto
ANALISIS PERILAKU LALU LINTAS SEBELUM DAN SESUDAH RENCANA
PEMBANGUNAN SIMPANG TAK SEBIDANG KENTUNGAN YOGYAKARTA
......................................................................................................................................
409
Agung Sedayu
GUSTI NGURAH RAI PALU
..................................................................................
427
Arief Setiawan, Herdiyanti Sarika dan Mashuri
ANALYZING THE CORRELATION BETWEEN ASPHALT CONTENT WITH
COEFFICIENT OF COHESION (C), SHEAR MODULUS (G), AND INTERNAL
FRICTION ANGLE (Φ) USING MICROSOFT EXCEL 2013 SOFTWARE .....
437
Christian Gerald Daniel, Firdaus Chairuddin PREFERENSI
MASYARAKAT DESA SENGONAGUNG TERHADAP
PENGEMBANGAN FASILITAS PEDESTRIAN (STUDI RUAS JL.
PESANTREN NGALAH DESA SENGONAGUNG KABUPATEN PASURUAN)
......................................................................................................................................
451
Khofifah
Budi Rahardjo, Hera Widyastuti, Wahju Herijanto dan A.A. Gde
Kartika
BIDANG 3 - STRUKTUR
Budi Santoso dan Ary Pramudito
MENGETAHUI POTENSI KERENTANAN BANGUNAN TERHADAP
BAHAYA GEMPA DENGAN RAPID VISUAL SCREENI
NG .............................. 477
Endah Wahyuni, Pujo Aji dan Fadilah Alfia Nuri
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
16/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
JEMBATAN DANAU SIPIN-JAMBI
.......................................................................487
Indra Sidik Permadi, Setyo Hardono dan Rulli Ranastra
Irawan
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN
AIR INFL ATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP
BENCANA507
M. Ikhsan Setiawan, Hery Budiyanto, Fredy Kurniawan, Sri Wiwoho M
dan Ronny D. Nasihien
ANALISIS MEKANIK PENGARUH LIMBAH KERTAS (SLUDGE
PAPER )
PADA PEMBUATAN PAVING
BLOCK ..................................................................517
STUDI EKSPERIMENTAL RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG
MENGGUNAKAN CARBON REINFORCED POLYMER (CFRP)
JACKETING 527
Parmo, Tavio, Agus Sulistiawan, dan Karmila Achmad
PENGARUH PENAMBAHAN PIROPILIT TERHADAP KUAT TEKAN BATA
BETON RINGAN PASCA BAKAR
.........................................................................537
Retno Anggraini, Ir. Ristinah dan I Dewa Nyoman Yoga
Prawira
POTENSI STYROGRAVEL SEBAGAI CAMPURAN BETON RINGAN YANG
RAMAH LINGKUNGAN
..........................................................................................549
Soerjandani PM, Utari Khatulistini dan Andaryati
BAJA RINGAN
...........................................................................................................561
LAMINASI
..................................................................................................................571
DISAIN PENULANGAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN
MACRO EXCEL BERDASARKAN SNI 2847-2013
..............................................581
Tony Hartono Bagio, Tavio
MAHAKAM SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BATAKO KOMPOSIT
MORTAR SEMEN
.....................................................................................................589
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
17/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
xvii
SEDERHANA SEWA GRAHA UTAMA A. YANI SURABAYA
......................... 599
Akhmad Hady Amrullah, I Putu Artama Wiguna dan Retno Indryani
HAMBATAN OPERATOR ALAT BERAT DALAM MEMPEROLEH
SERTIFIKAT KEAHLIAN
......................................................................................
611
PEMODELAN RISIKO PERFORMANCE BASED CONTRACT DENGAN
PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PROYEK
INFRASTRUKSTUR JALAN DI JAWA TIMUR)
................................................ 621
Christy Gery Buyang, I Putu Artama Wiguna dan Erma
Suryani
BID/NO-BID DECISION MAKING DI PT SURVEYOR INDONESIA
(PERSERO) CABANG SURABAYA
.......................................................................
629
PEMODELAN HUBUNGAN RISIKO PERFORMANCE BASED CONTRACT
DENGAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING (STUDI KASUS
PROYEK INFRASTRUKTUR JALAN DI WILAYAH JAWA TIMUR) ...........
639
Eko Prihartanto dan I Putu Artama Wiguna
PEMODELAN RISIKO PERFORMANCE BASED CONTRACT DENGAN
MENGGUNAKAN GAME THEORY (STUDI KASUS : PROYEK
INFRASTRUKTUR JALAN DI WILAYAH JAWA TIMUR)
............................. 645
Fallan Kurnia Andrianto dan I Putu Artama Wiguna dan Erwin
Widodo
PERAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG
KEINSINYURAN DALAM MENGAWAL PROFESIONALITAS TENAGA
AHLI KONSTRUKSI INDONESIA
........................................................................
653
MENGATASI KETIDAKLAYAKAN JALAN TOL DI INDONESIA ................
663
Iris Mahani dan Rizal Z Tamin
IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KERENTANAN
BANGUNAN DI DAERAH RAWAN GEMPA PROVINSI BENGKULU ..........
671
M. Heri Zulfiar, Rizal Z. Tamin, Krishna S. Pribadi, Iswandi
Imran
IDENTIFIKASI FAKTOR DAN INDIKATOR RISIKO PADA
PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN RISIKO BENCANA GEMPA BUMI
PADA RUAS JALAN DI INDONESIA
...................................................................
683
Mona Foralisa Toyfur
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
18/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
KURANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
........................................693
Bayu Purnomo, Nirmalawati, Ruslan Moh. Yunus
PERSEPSI INSINYUR TEKNIK SIPIL MENGENAI KELAYAKAN INFRASTRUKTUR
PROVINSI JAMBI DI KORIDOR SUMATERA ...............705
Peter F Kaming, Ferianto Raharjo, Benedictus Satrio Joko
Pitoyo
ANALISA STRATEGI PERSAINGAN PERNIAGAAN GAS BUMI (STUDI
KASUS PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK. SBU DISTRIBUSI
WILAYAH II)
.............................................................................................................717
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA AKTUAL PADA PEKERJAAN
PEMBESIAN
...............................................................................................................729
Yusroniya Eka Putri, Cahyono Bintang Nurcahyo, dan Christina
Yolanda
PELAKSANAAN VACUUM PRELOADING BERDASARKAN PEMODELAN
LABORATORIUM.....................................................................................................741
PENGARUH PEMBESARAN KEPALA KOLOM
BENTUK T-SHAPE PADASISTEM FONDASI JALAN RAYA
TERHADAP DEFORMASI AKIBAT
PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF
.............................................................749
KASAR BERGRADASI BAIK (WELL GRADED )
.................................................757
Akhmad Maliki, Noor Endah Mochtar, Ali Altway
DESAIN EKSPERIMENTAL MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI PADA
DAYA DUKUNG LERENG YANG DIPERKUAT TIANG BAMBU KOMPOSIT
.......................................................................................................................................765
AIR
...............................................................................................................................775
PENGARUH HUJAN 2 HARIAN TERHADAP STABILITAS LERENG DI DAS
TIRTOMOYO
WONOGIRI......................................................................................785
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
19/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
20/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
MODEL DASAR TINJAUAN ASPEK EKONOMI MANAJEMEN ASET
INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM
............................................................889
Hitapriya Suprayitno & Ria Asih Aryani Soemitro SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI DUKUNGAN KAJIAN
PENANGANAN JALAN NASIONAL DENGAN ANALISIS MULTIKRITERIA
(STUDI KASUS JALAN NASIONAL LINTAS UTARA DI PROVINSI JAWA
TIMUR)
.......................................................................................................................899
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS PENGELOLAAN
MASYARAKAT BERDASARKAN PERSEPSI PENGELOLA HIMPUNAN
PENDUDUK PEMAKAI AIR MINUM (HIPPAM) DI KABUPATEN
TULUNGAGUNG.......................................................................................................909
Moh. Imam Moklisin, Tri Joko Wahyu Adi, dan IDAA Warma
Dewanthi
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA ASPEK OPERASIONAL PDAM
DENGAN MENGGUNAKAN LEAN SIGMA
Umi Syarifah, I Putu Artama Wiguna, Joni Hermana
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN EMBUNG
( STUDI KASUS : BIDANG OPERASI DAN PEMELIHARAAN BALAI BESAR
WILAYAH SUNGAI BRANTAS )
...........................................................................931
PENILAIAN RUAS JALAN MERR IIC STA.1+800 SAMPAI DENGAN
STA.6+450 DENGAN METODE PENDEKATAN DEPRECIATE
REPLACEMENT COST
...........................................................................................939
Agung Anca Wiguno, I Putu Artama Wiguna, dan Retno
Indryani
ANALISIS PREDIKSI KONDISI PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN
HDM-4 (STUDI KASUS : RUAS JALAN NASIONAL BTS. KOTA
GRESIK –
SADANG)
....................................................................................................................951
Andi Gumonggom Hutauruk, I Putu Artama Wiguna, Soemino
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)
PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
..............................................................963
(STUDI KASUS DMA PDAM KOTA MALANG)
..................................................973
Deddy Prawira Nugraha, Tri joko Wahyu Adi2 dan I.D.A.A
Warmadhewanti
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA
ONLINE DI KABUPATEN PAMEKASAN
............................................................981
Dedy Asmaroni, Khairil Anwar
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
21/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
xxi
Fahirah F dan Tri Joko Wahyu Adi
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
22/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
23/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 1
OPTIMASI A LOKASI AIR IRIGASI DENGAN METODE
PROGRAMA LINIER
ABSTRAK
Air irigasi merupakan sumber daya pertanian yang sangat strategis,
peranan air irigasi ini mempunyai dimensi yang sangat luas. Sumber
daya ini tidak hanya mempengaruhi produktivitas tetapi juga
mempengaruhi spektrum pengusahaan komoditas pertanian. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk maka kebutuhan terhadap air irigasi
untuk memproduksi pangan (padi) akan terus meningkat. Hal ini
terkait dengan fakta bahwa Pengaturan dan pengelolaan air irigasi
sangatlah penting dalam peningkatan
produktivitas hasil pertanian.. Oleh karena itu diperlukan
suatu system pengaturan dan pengelolaan sumber daya air sehingga
air irigasi dapat dimanfaatkan secara optimal, diantaranya
pemberian air irigasi yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pemberian air irigasi yang optimal adalah jumlah air irigasi yang
diberikan dari sumbernya melalui saluran pembawa (primer dan
sekunder), saluran tersier, sampai pada lahan
persawahan sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini,
optimasi dilakukan dengan menggunakan Program Linier. Dari hasil
program ini
didapatkan nilai optimum dari kebutuhan air irigasi yang sesuai
dengan kebutuhan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
optimasi yang dilakukan dengan bantuan program linier dapat
terlihat cukup efisien bila dibandingkan dengan system manual yang
dilakukan saat ini,kemudian selanjutnya penerapannya dilakukan
secara mekanisasi. Selain itu efisiensi juga dilakukan dengan
menerapkan pemeliharaan saluran dan sarana irigasi.
Kata kunci : Optimasi, Air Irigasi, , Program
linier
ABSTRACT
Irrigation water is a resource that is very strategic agriculture,
the role of irrigation water has a very large dimensions. These
resources not only affects productivity but also affects the
spectrum utilization of agricultural commodities. Along with
population growth, the demand for irrigation water to produce food
(rice) will continue to increase. This is related to the fact that
the setting and management of irrigation water are critical to
improving agricultural productivity .. Therefore we need a system
of regulation and management of water resources so that irrigation
water can
be used optimally, including the provision of irrigation
water that is tailored to their needs. The provision of optimal
irrigation water is the amount of irrigation water supplied from
the source through the channel carrier (primary and secondary),
tertiary channels, until the rice fields as needed.
In this study, the optimization is done by using a Linear Program.
From the results of this program obtainthe optimum value of
irrigation water demand as needed. From this study it can be
concluded that the optimization is done with the help of linear
programming can be seen quite efficient when compared with manual
systems is done today, then further application made by
mechanization. In addition, the efficiency is also done by applying
maintenance and irrigation channels.
Keywords: Optimization, Water Irrigation, linear program
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
24/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
1. PENDAHULUAN
Pemberian air irigasi secara tepat dan efisien dapat dilakukan
dengan melakukan pengukuran debit pada setiap saluran. Dalam
melakukan hal tersebut diperlukan sarana bangunan ukur debit
yang berfungsi untuk mengetahui debit air yang melalui saluran
tersebut. Sehingga pemberian air ke petakan-petakan sawah dapat
dipantau, dengan demikian diharapakan bahwa pemberian air tidak
berlebihan ataupun kekurangan dan sesuai kebutuhan air tanaman yang
ada dalam petakan sawah tersebut ( Direktorat Jendral Pertanian,
1986 ). Kebutuhan air tanaman merupakan jumlah air yang disediakan
untuk mengimbangi air yang hilang akibat evaporasi dan transpirasi.
Kebutuhan air dilapangan merupakan
jumlah air yang harus disediakan untuk keperluan pengolahan
lahan ditambah kebutuhan air tanaman. Kebutuhan air tanaman
merupakan syarat mutlak bagi adanya
pertumbuhan dan produksi ( Doorenbos dan pruit, 1984 ).
Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi
yang sebenarnya
terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang
keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi irigasi
merupakan faktor penentu utama dari wujud kerja suatu sistem
jaringan irigasi. Efisiensi irigasi terdiri atas efisiensi
pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan
efisiensi di jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai
petak sawah. Efisiensi irigasi didasarkan asumsi sebagian
darijumlah air yang diambil akan hilang baik disaluran maupun
dipetak sawah. Kehilangan air yang diperhitungkan untuk operasi
irigasi meliputi kehilangan air di tingkat tersier, sekunder, dan
primer. Besarnya masing-masing kehilangan air tersebut dipengaruhi
oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling basah
saluran dan kedudukan air tanah ( Direktorat Jendaral Pengairan,
1986 ). Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan
yang diperlukan untuk
pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki
jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama meliputi
bangunan, saluran primer, dan saluran sekunder. Sedangkan
jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang
berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan
air dari jaringan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi (
Direktorat Jendral Pengairan, 1986 ).
Gambar 1 : Kondisi bangunan air
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
25/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 3
2. KAJIAN PUSTAKA
Penggunaan model matematik sebagai alat analisis dapat memanfaatkan
sumber daya air secara optimal merupakan cara yang telah umum
dipakai. Kini bahkan berbagai
pendekatan alat dan metode kuantitatif tersedia untuk
menganalisis proyek-proyek keairan secara ekonomi. Metode
kuantitatif yang digunakan untuk menganalisi
pengoperasian sebuah proyek atau membantu manajemen adalah
metode-metode yang didasarkan pada pendekatan optimasi. Prinsip
metode optimasi adalah dengan mengoptimumkan suatu fungsi tujuan (
objective function ) terhadap kendala-kendala ( constrain ) (
Jayadi, 2000 ). Program linier merupakan salah satu teknik optimasi
yang tergabung dalam mathematical programming. Menurut jayadi
( 2000 ) bahwa prosedur umum
penyelesaian mathematical programming diawali
dengan mendefinisikan komponen persoalan berikut :
a. Decision variable : sebagai besaran yang akan dicari
nilainya.
b. Parameters : ukuran-ukuran bernilai tetap dan
dapat diterapkan dalam perhitungan seperti harga, biaya,
benefit dan lain-lain. c. Constrain : sebagai faktor
pembatas/ kendala yang perlu dirumuskan
secara matematik. d. Objectif function : adalah pernyataan
kuantitatif dari kasus optimasi.
Program Linier merupakan suatu model matematis yang mempunyai dua
fungsi utama, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala.pembatas.
Program linear bertujuan untuk mencapai nilai maksimum atau minimum
dari suatu tujuan. Persamaan yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan program linier untuk tujuan mengoptimalkan dengan
keterbatasan sumber daya yang dinyatakan dalam persamaan (
) atau pertidaksamaan
(≥/≤). Apabila Xi adalah nilai kapasitas kebutuhan air dipetak
sawah sedangkan Zi merupakan nilai keuntungan yang diperoleh tiap
sawah, maka fungsi tujuan ( objective function ) untuk masalah ini
adalah :
Maksimum Z = ∑
................................................................
……(1)
dengan : Z = fungsi tujuan maksimum keuntungan (
benefit ). Xi = kebutuhan air tiap petak tersier. n =
jumlah petak tersier
Zi = nilai keuntungan tiap sawah pada musim tanam i. Ci = Faktor
bobot untuk variabel optimasi
Dalam mengoptimasi keuntungan yang diperoleh pada musim tanam dan
kebutuhan air pada tiap petak tersier ada beberapa kendala
yang harus diperhatikan. Salah satu kendala yang harus diperhatikan
adalah bahwa jumlah kebutuhan air irigasi untuk pada musim tanam
tertentu dalam waktu tertentu pula harus lebih kecil atau sama
dengan debit yang tersedia pada waktu itu dan evaporasi yang
terjadi ditiap saluran ( mass
balance) . Kendala tersebut dapat dituliskan : Qout = Q in
………..…………………………(2)
dengan :
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
26/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
4 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
Q out = kebutuhan air irigasi Q in = Debit yang tersedia di
bendungan. Didalam penelitian ini kebutuhan air tanaman dibagi
menjadi 2 yaitu : kebutuhan air untuk tanaman padi dan kebutuhan
air untuk tanaman palawija. Untuk tanaman padi
diperlukan perhitungan untuk kebutuhan air disaat penyiapan lahan,
pertumbuhan dan pembesaran serta disaat panen. Adapun untuk
tanaman palawija hanya diperlukan perhitungan kebutuhan air
untuk pertumbuhan tanaman dan disaat panen Untuk membuat studi
optimasi tentang kebutuhan air tanaman di petak tersier, dibutuhkan
data-data penunjang. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data yang sudah siap pakai. Sumber data adalah Dinas
Pengairan, Dinas Pertanian kabupaten Indramayu Jawa Barat dan Balai
Penelitiaan Benih Padi Kabupaten Indramayu. Data yang dikumpulkan
adalah:
Skema Daerah Irigasi Cipanas I ( 2855 Ha ) dan Jaringan
Irigasi Sumur Watu ( 337 Ha ) , terlampir.
Kebutuhan air aktual di lapangan pada Jaringan Irigasi Sumur
Watu. Data Curah Hujan ( tahun 1996 – tahun
2009 ), terlampir. Data Klimatologi ( suhu, temperatur,
kecepatan angin, intensitas matahari )
tahun 2005 – tahun 2009, terlampir. Untuk
klimatologi yang perlu diamati dalam rangka perhitungan kebutuhan
air adalah curah hujan, kecepatan angin, evaporasi, temperature,
kelembaban, radiasi, tekanan udara dan lamanya penyinaran matahari.
Data klimatologi tersebut diperlukan dalam menentukkan besarnya
evapotranspirasi potensial secara tidak langsung. Data yang
digunakan adalah hasil pengamatan langsung di lapangan sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2009. ( data terlampir ).
3. METODE PENELITIAN
Alur berpikir dalam melakukan penelitan ini adalah diawali dengan
melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam
analisis,data yang diperlukan sebagai berikut:
Data klimatologi ( Balai Penelitian Benih Padi). Data
curah hujan pada 5 pos pencatat curah hujan . Data debit
sungai Bendung Sumur Watu Data luas sawah pada jaringan
irigasi Sumur Watu dan kebutuhan air. Data Pengambilan
kebutuhan air dari intake Bendung Sumur Watu.
Membuat suatu rumusan kebutuhan air irigasi yang optimal antara
ketersediaan air dan
kebutuhan air disaat kondisi penyiapan lahan, pertumbuhan tanaman
dan disaat kondisi tanaman berbuah untuk tanaman padi dan palawija.
Selanjutnya rumusan tersebut dikembangkan dengan menggunakan metode
Programa Linier untuk pengaturan kebutuhan air yang sesuai dengan
yang diperlukan tanaman. Adapun bagan alur pemikiran penelitian
sebagai berikut :
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
27/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 5
Tidak Ya
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN.
jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman
dengan air untuk transpirasi dari tubuh tanaman. Evapotranspirasi
maksimum tanaman (Etc) merupakan besaran yang menunjukkan kebutuhan
air tanaman yang terjadi pada saat ketersediaan air memenuhi
kebutuhan
pertumbuhan tanaman. Etc = Kc.Eto
...........................................................................................(3)
Dimana:Etc = Laju Evapotranspirasi Maksimum Tanaman (mm/hari) Eto =
Evapotranspirasi acuan untuk kondisi iklim tertentu Kc = Koefisien
tanaman yang tergantung pada sifat tanaman.
Mulai
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
28/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
29/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 7
Tabel 3 : Perhitungan Kebutuhan Air tanaman.
Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh aliran irigasi yag
optimal pada Daerah Irigasi Cipanas I khususnya di wilayah Jaringan
Irigas yang dilakukan dengan
pendekatan linear. . Data kebutuhan air di petak tersier
sebagai berikut :
Tabel 4 : Tabel Kebutuhan Air PetakTersier Daerah 1 1.4
lt/det/Ha x 25 Ha 35 lt/det/Ha
Daerah 2 1.4 lt/det/Ha x 40 Ha 56 lt/.det/Ha Daerah 3 1.4 lt/det/Ha
x 636 Ha 890.4 lt/det/Ha
Daerah 4 1.4 lt/det/Ha x 118 Ha 165.2 lt/det/HaDaerah 5 1.4
lt/det/Ha x 51 Ha 71.4 lt/det/Ha Daerah 6 1.4 lt/det/Ha x 1985 Ha
2779 t/det/Ha Daerah 7 1.4 lt/det/Ha x 30 Ha 35 lt/det/Ha Daerah 8
1.4 lt/det/Ha x 1882 Ha 35 lt/det/Ha
Daerah 9 1.4 lt/det/Ha x 73 Ha 35 lt/det/Ha Daerah 10 1.4 lt/det/Ha
x 26 Ha 35 lt/det/Ha Daerah 11 1.4 lt/det/Ha x 12 Ha 35 lt/det/Ha
Daerah 12 1.4 lt/det/Ha x 25 Ha 35 lt/det/Ha
Sumber: Hasil Perhitungan
Selanjutnya dilakukan analisis usaha tani sebagai beikut:
Tabel 5 : Tabel Usaha Tani NO URAIAN PRODUK SI PADI 1 Harga
Produk (Rp/ton) Rp 2 5000 000,- 2 Rata-rata produksi sawah (ton/Ha)
5 3 Hasil Produksi (Rp/Ha) Rp 12 500 000,- 4 Biaya Produksi (Rp/Ha)
Rp 6 441 800,- 5 Pendapatan (Rp/Ha) Rp 6 058 200,-
Sumber : Hasil Perhitungan
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
30/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Berdasarkan data diatas maka disusun pendektan linear sebagai
berikut : Fungsi tujuan :
Max Z = (0.02*X1 + 0.02*X2 + 0.06*X4 + 0.03*X5 + 0.3*X3 + 0.02*X7 +
1*X8 +0.01*X10 + 0.02*X12 + 0.006*X11)*Rp 6 058 200.
.......................................(4)
Fungsi Kendala :
(X9-0.9) – ( 0.7*X12 ) – X14 ≥
49
.....................................................................(5)
( X6-0.6 ) – (0.7*X7) ≥
2634 .....................................................................(6)
3050 – X1 – (0.7*X2) – X4 – X5
≥ 890
............................................................
.....(7)
Dari persamaan diatas nilai 0.02 ; 0.03 ; 0.06 ; 0.3 ; 0.006 dan
1.0 merupakan koefisien pembanding luasan dari petak tersier
, sedangkan X1,X2,X3,X4,X5,X7,X8,X10,X11 dan X12 merupakan debit
aliran menuju petak-petak tersier tersebut.
5. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan
1. Dari hasil yang didapat dengan optimasi yang dilakukan
dengan program linear dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan air
bagi tanaman dapat tercukupi untuk sepanjang musim tanam.
2. Keuntungan menggunakan Program Linear adalah : - Program ini
cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami. - Hasil yang didapat
merupakan hasil yang pasti dan tepat. - Program Linear sangat
efektif dalam merencanakan masalah pengoptimalan suatu
tujuan.
Saran
1. Optimalisasi yang dilakukan hanya sebagian kecil dari jaringan
irigasi Sumur watu sehingga masih dapat dikembangkan.
2. Penelitian berikutnya dapat dilakukan pengoptimalan luasan pada
jaringan irigasi tersebut.
3. Pengoptimalan dapat dilakukan dengan mengubah pola musim yang
berbeda-beda. 4. Kajian lain dapat dilakukan dari sisi hubungan
efisiensi penggunaan air irigasi
dengan kondisi sarana dan prasarana bangunan air yang ada pada
jarigan irigasi tersebut.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. James F. Smith III,Robert D.Rhyne III DC 2010, Optimal
Allocation of Distribution Resources Using Fuzzy Logic and a
Genetic Algorrithm, Naval Research Laboratory,Washington.
2. Joko Luknanto,2003, Aplikasi Solver dalam Teknik
Optimasi,MPSDA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Rahmat Jayadi,2000, Pengembangan Sumber daya Air (Optimasi
dan Simulasi Pengembangan Sumber Daya Air), Jurusan teknik Sipil FT
UGM,Yogyakarta.
4. Sri Kusumadewi, Hari Purnomo, 2010, Aplikasi Logika
Fuzzy,Yogyakarta.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
31/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 9
STABILITAS SALURAN DI DAERAH RAWA PASANG
SURUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
Achmad Syarifudin 1
1 Universitas Bina Darma, Jl. Jend. A. Yani No. 12 Palembang,
+62711 515582
e-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran stabil yaitu
dengan mengetahui pola serta besarnya erosi dan sedimentasi
saluran serta dampaknya terhadap produktivitas di daerah rawa
pasang surut. Lokasi penelitian adalah daerah reklamasi pasang
surut delta Telang I Primer 8 yang mewakili tipologi lahan A/B dan
survei dilakukan pada skema Sekunder 13 Selatan. Untuk mengkaji
stabilitas saluran dan pengaruhnya terhadap produktivitas
pertanian, telah dilakukan survei dan analisis stabilitas saluran
dan survei terhadap petani di skema P8-13S Desa Telang Karya
Kecamatan Telang Makmur Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan analisis
data survei tersebut, berturut- turut disajikan hasil kajian
mengenai saluran stabil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
terhadap
produktivitas. Hasil penelitian didapatkan hal-hal sebagai
berikut: Pola erosi dan sedimentasi pada saluran SPD menunjukkan
bahwa erosi yang terbesar terdapat pada awal saluran dan akhir
saluran, sedangkan pada tengah saluran mengalami sedikit lebih
kecil erosi yang terjadi. Sedimentasi pada saluran SPD mempunyai
nilai sedimen relatif kecil pada awal saluran dan membentuk pola
membesar ke arah akhir saluran. Erosi yang terjadi potongan
melintang SPD di awal saluran sebesar 5001,5 m3. Di tengah saluran
sebesar
3444 m
3
. Secara kumulatif, erosi yang terjadi pada saluran SPDadalah
sebesar 126713,5 m3. Sedimentasi saluran yang terjadi di awal
saluran SDU sebesar 582,2 m3, ditengah saluran adalah sebesar 915,5
m3 dan pada ujung saluran sebesar 1088,5 m3. Secara
kumulatif, besarnya sedimentasi pada saluran SDU P8-13S adalah
sebesar 34184,7 m3. Kestabilan saluran (variabel dummy)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,386. Ini menunjukkan bahwa
saluran stabil berpotensi memberikan pendapatan usahatani padi
sebesar Rp. 386.000,- lebih tinggi dari saluran tidak stabil.
Perbedaan ini signifikan secara statistik sehingga membuktikan
bahwa kestabilan saluran berpengaruh nyata terhadap pendapatan
usahatani.
Kata kunci: pola erosi dan sedimentasi, saluran stabil
1. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki lahan potensial untuk pertanian seluas kurang
lebih 162.4 juta ha, sebagian dari lahan potensial ini terdiri dari
daerah rawa seluas 33.393 juta ha yang terbagi atas 20.097 juta ha
rawa pasang surut dan 13.296 juta ha rawa lebak yang tersebar di
pulau Sumatera seluas 9.37 juta ha, Kalimantan seluas 11.707 juta
ha, Sulawesi seluas 1.793 juta ha dan Papua seluas 10.522 juta ha.
Daerah rawa yang sudah di reklamasi oleh pemerintah sudah mencapai
1.8 juta ha oleh swasta dan masyarakat sekitar 2.1 juta ha sehingga
totalnya 3.9 juta ha, namun produktivitas lahan yang dicapai masih
rendah yaitu rata-rata 3 ton/ha. Hal ini disebabkan masih kurangnya
perhatian
pada kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) dimana kegiatan
yang dilakukan saat ini
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
32/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
10 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
terbatas pada skala mikro yaitu pemeliharaan yang dilakukan atas
inisiatif petani di saluran tersier tanpa ada bangunan pintu klep
[11]. Studi inventarisasi data daerah rawa wilayah barat dan
wilayah timur, diperoleh kesimpulan bahwa dari total luasan daerah
rawa yang telah direklamasi 1,8 juta ha
tersebut terdapat 0,8 juta ha lahan rawa yang terlantar atau lahan
tidur. Lahan terlantartersebut disebabkan oleh berbagai hal, antara
lain jaringan tata air yang ada kurang optimal, karena sistem
aliran yang ada belum sesuai. Di samping itu, kondisi saluran dan
bangunan air juga sudah lama tidak direhabilitasi ditambah lagi
belum optimalnya
pemeliharaan saluran baik pada skala mikro maupun tata air
makro [4]. Penelitian kestabilan saluran yang telah dilakukan
dengan berbagai skenario model Operasi & Pemeliharaan (O&P)
menghasilkan prototipe saluran stabil di daerah rawa
pasang surut [12]. Kestabilan saluran diduga berdampak
terhadap produktivitas pertanian. Karena itu, sesuai dengan
tujuan penelitian pengaruh kestabilan saluran terhadap produksi
padi, perlu dilakukan analisis untuk membuktikan apakah benar
kestabilan saluran berpengaruh terhadap produktivitas
pertanian.
Kriteria stabil adalah tidak terjadi erosi maupun sedimentasi di
saluran dengan kondisi saluran ekuilibrium. Walaupun terjadi erosi
maupun sedimentasi tetapi hal tersebut hanya bersifat perpindahan
material sesaat pada saluran dengan tidak mempengaruhi kondisi
saluran secara umum. Untuk mengkaji pengaruh saluran terhadap
produktivitas pertanian, telah dilakukan survei terhadap 50 petani
yang berusahatani di skema P8-13S Desa Telang Karya Kecamatan
Telang Makmur Kabupaten Banyuasin. Setiap petani responden
diwawancarai secara langsung menggunakan kuesioner. Berdasarkan
analisis data survei tersebut, berturut-turut disajikan hasil
kajian mengenai penggunaan faktor
produksi usahatani, produktivitas dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya termasuk pengaruh kestabilan saluran terhadap
produktivitas.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Delta Telang I yang merupakan
daerah rawa di provinsi Sumatera Selatan, juga generasi kedua
yang direklamasi mengikuti desain double-grid
layout (Sistem Rib) bersama dengan Telang II, Delta
Saleh dan Sugihan. ( Institut Pertanian Bogor, 1976 ). Desain
berikutnya untuk sistem saluran terbuka tersebut disiapkan oleh
Institut Teknologi Bandung (ITB). Sistem ini terdiri dari saluran
utama (juga digunakan untuk navigasi), saluran sekunder dan saluran
tersier.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
33/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 11
Gambar 1. Lokasi Penelitian [9]
Gambar 1 : Peta lokasi penelitian
Secara Geografis, daerah Telang I terletak pada 020 29‘ sampai 020
48‘ LS dan 1040 30‘ sampai 1040 52‘ BT. Secara umum
Telang I terletak di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Bangka,
sebelah Selatan berbatasan dengan sungai Sebalik, sebelah Timur
dengan sungai Musi dan sebelah Barat berbatasan dengan sungai
Telang I (gambar 2). Secara hidrologis, daerah Telang I merupakan
daerah pasang surut yang dikelilingi oleh sungai-sungai. Wilayah
sebelah Timur berbatasan dengan sungai Musi, sebelah Barat
berbatasan dengan sungai Telang, sebelah Selatan dengan selat
Bangka dan sebelah Utara berbatasan dengan sungai Sebalik. Gambar
3. menunjukkan lay out kondisi hidro-topografi di daerah
Telang I. Hidrologi dari blok ditentukan oleh kondisi saluran yang
berbatasan, status air di masing-masing saluran, operasi dari
pintu, pengaruh pasang surut, dan kondisi iklim seperti: curah
hujan dan evapotranspirasi [5].
2.2. Alat dan Bahan PenelitianGambar 2 : Delta Musi, Sumatera
Selatan [7] Gambar 3 : Kondisi Hidro-topografi di Daerah
Telang I [7]
ADMINISTRASI
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
34/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
12 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain seperti
pada tabel 1. Tabel 1 : Daftar alat yang digunakan dalam
penelitian
No. Nama Alat Banyaknya Kegunaan
1 Meteran 1 unit Mengukur jarak secara manual
2 Waterpass (WP) 1 unit Mengukur Jarak arah vertikal maupun
horizontal untuk survey saluran
3 Peil-Scale atau Papan duga
2 buah Mengukur tinggi muka air di saluran
4 Stop watch 2 buah Menghitung lama waktu aliran saat pasang
dan surut
5 Alat Tulis 2 buah Alat bantu menulis hasil pencatatan data 6
Komputer
(RAM 2 GB) 1 unit Melakukan pemodelan secara umum
7 Printer 1 unit Menampilkan tulisan dalam bentuk laporan
8 Laptop 1 buah Membantu dapat pembuatan laporan 9 Software
program SPSS versi 16.0
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Pola Erosi dan Sedimentasi Saluran SPD
Hasil dari survei dan pengukuran yang dilakukan sepanjang 3900 m,
didapatkan pola erosi membentuk kurva semi logaritmik seperti
terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pola erosi di saluran SPD
Gambar 4 : Pola erosi di saluran SPD
Dari gambar 4 di dapatkan nilai erosi minimum terjadi pada jarak
1750 m sebesar ± 2500 m3 dan nilai maksimum terjadi pada awal
saluran serta akhir saluran. Nilai erosi maksimum terdapat di awal
saluran sebesar ± 4000 m3 dan di saluran terakhir yaitu
sebesar ± 5000 m3. Hal ini dapat diartikan bahwa erosi yang terjadi
pada saluran SPD sampai pada jarak 1750 m dari awal saluran polanya
mengecil dan kembali naik sampai
pada jarak 3900 m saluran. Sedimentasi pada saluran SPD
terlihat pada gambar 5.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
E r o
s i ( m
3 )
Jarak (m) dalam 102
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
35/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
36/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
14 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
saluran SDU mempunyai trend sebaliknya dari nilai erosi
yang terjadi seperti terlihat pada gambar 7.
Gambar 7 : Pola sedimentasi di saluran SDU
Pada gambar 7 menunjukkan bahwa trend nilai sedimentasi
pada awal saluran mempunyai nilai sedimentasi yang rendah dan
semakin ke hulu mempunyai nilai sedimentasi yang rendah. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat air di petak tersier di
buang (drain), maka pada saluran tersier pada awal saluran
SDU mempunyai aliran yang kecil di saluran yang terakhir dan
semakin ke arah awal saluran kapasitas alirannya cukup besar karena
masih terdapat aliran di petak tersier yang mendorong aliran di
petak tersier awal tersebut. 3.2. Analisis Produktivitas
Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas lahan
pasang surut di skema P8-13S adalah kestabilan saluran. Hasil
analisis regresi pengaruh faktor kestabilan
saluran disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 : Hasil analisis faktor kestabilan saluran
No Variabel Koefisien Uji t Sig
1 Konstanta 13,200 2,826 0,007 2 Lahan 0,387 7,331
0,000a
3 Benih -0,094 -0,415 0,680 4 Pupuk 0,113 1,019 0,314
5 Pestisida 0,088 0,922 0,362
6 Tenaga Kerja 0,068 0,237 0,814
7 Kestabilan Saluran (Dummy)*
8 R 0,806 9 F-test 29,783 0,000a
Keterangan: * Variabel dummy kestabilan saluran : 1 = stabil; 0 =
Tidak stabil a Nyata pada tingkat kepercayaan 99% (α =
0,01)
Sumber: Data primer, 2014
Tabel 4 menunjukkan bahwa kestabilan saluran (variabel dummy)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,386. Ini menunjukkan bahwa
saluran stabil berpotensi memberikan
pendapatan usahatani padi sebesar Rp. 386.000,- lebih tinggi
dari saluran tidak stabil.
0
200
400
600
800
1000
1200
0 10 20 30 40
S e d
i m e n
t a s i
( m
3 )
Jarak (m) dalam 102
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
37/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
38/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
16 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
10. Suryadi, F.X, 2004. Pengembangan Daerah Rawa Pasang Surut
di Sumatera Selatan, Pengalaman Pengembangan Daerah Rawa dan
O&P Telang I. Land and Water Management Tidal Lowlands.
11. Syarifudin, A et al, 2013, The 2nd International
Conference on Informatics, Environment,
Energy and Applications (IEEA 2013), Bali, Indonesia, March 16-17,
2013, JOCET (Journal of Clean Energy and Technology) journal ISSN:
1793-821X Vol. 2, No. 1, Januari 2014.
12. Yang, C.T et al, 1998, Non-Cohesive Sediment Transport,
Erosion and Sedimentation Manual, Mc Graw-Hill, New York.
13. ______, 2004, Undang-Undang SDA, Penerbit PU,
Jakarta
14. ______, 2010, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
(Permen PU) Nomor: 05/PRT/M/2010 tentang Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut. Kementerian PU,
Jakarta.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
39/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 17
ANALISA HIDRAULIK ALIRAN PADA KOLAM OLAK
BERPENAMPANG MAJEMUK
ABSTRAK
Kolam olak merupakan bangunan peredam energi yang berbentuk kolam,
yang prinsip peredaman energinya sebagian besar terjadi akibat
proses pergesekan di antara molekul-molekul air, sehingga timbul
olakan-olakan di dalam kolam tersebut. Tipe kolam olak yang paling
sering digunakan adalah tipe USBR, namun pada beberapa kondisi alam
tipe ini mengalami kendala dalam penerapannya. Seperti pada kasus
pembangunan Bendung Watumloso dan Bendung Karangdoro di Kabupaten
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur, dimana kolam olak tipe USBR
dimodifikasi karena struktur tanah pada daerah tersebut
berbatu keras, yaitu dengan membuat elevasi lantai kolam olak
yang tidak sama antara dasar tepi dan tengah kolam olak sehingga
menjadi kolam olak berpenampang ganda atau majemuk. Model kolam
olak tipe ini dianggap cukup efektif dalam melakukan peredaman
energi karena air tidak hanya mengalir ke arah longitudinal (arah
utama) saluran, tetapi terjadi juga aliran sekunder yang arahnya
tranversal ke dalam kolam olak utama. Sehingga untuk mengetahui
lebih dalam tentang pengaruh model kolam olak tipe majemuk terhadap
proses peredaman energi maka perlu dilakukan analisa hidraulik
aliran terhadap model tersebut. Analisa hidraulik aliran dilakukan
dengan melakukan permodelan fisik dengan membuat
beberapa skenario percobaan. Skenario percobaan yang
dilakukan meliputi pembuatan model kolam olak dengan beberapa
variasi yaitu dengan model tipe datar, model dengan ketinggian
elevasi salah satu tepi yang dinaikkan setinggi 0,2 H, 0,4 H, dan
0,6 H (H adalah ketinggian pelimpah atau terjunan). Hasil
dari
pengamatan model menunjukan bahwa pengaruh pembuatan model
kolam olak berpenampang majemuk
atau semakin tinggi model sisi tepi kolam olak maka semakin tinggi
muka air menyebabkan kecepatanaliran menjadi semakin berkurang yang
berpengaruh pada penurunan besaran bilangan Froude, sedangkan untuk
energi mengalami variasi. Hasil analisa dengan model fisik kemudian
dijadikan dasar untuk membuat analisa lain dengan model matematika
agar menadapatkan penjelasan yang lebih akurat tentang model kola
olak majemuk.
Kata kunci: kolam olak,kolam olak berpenampang majemuk, analisa
hidraulik
1. PENDAHULUAN
Peredam energi adalah suatu bangunan yang dibuat untuk meredusir
energi yang terdapat dalam aliran dengan kecepatan tinggi, dimana
aliran tersebut mampu menimbulkan gerusan. Sebelum aliran air yang
telah melintasi bangunan pelimpah dikembalikan lagi ke dalam
sungai, maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi
super-kritis tersebut harus diperlambat dan dirubah menjadi kondisi
aliran sub- kritis. Peredam energi tipe kolam olak merupakan suatu
bangunan peredam energi yang
berbentuk kolam, dimana prinsip peredaman energinya yang
sebagian besar terjadi akibat proses pergesekan di antara
molekul-molekul air, sehingga timbul olakan-olakan didalam kolam
tersebut. Kolam olak tipe ini merupakan kolam olak yang paling
banyak digunakan dan sangat sederhana. Namun pada beberapa kasus
pembangunan kolam olak USBR mengalami beberapa kendala seperti
ruang olaknya yang menjadi sangat panjang
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
40/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
18 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
karena bentuk peredamnya yang datar dan kesulitan pada proses
pembuatan ruang olaknya yang datar pada wilayah aliran sungai
dengan struktur tanah dengan batu keras. Pada kasus pembangunan
kolam olak USBR Bendung Watumloso dan Bendung Karangdoro di
Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur jenis kolam olak
yang
digunakan adalah kolam olak USBR. Namun pada perencanaan
pembangunannyamengalami kendala yaitu perlu adanya penggalian pada
wilayah dasar sungai sisi tepi kiri dan kanan agar dapat membuat
bentuk kolam olak yang datar, sementara struktur tanah pada wilayah
tersebut adalah struktur tanah dengan batu keras. Akibatnya
biaya
pembangunan menjadi sangat mahal dan memakan waktu yang lama
karena proses penggalian. Maka untuk mengurangi pengeluaran
biaya penggalian yang sangat mahal dan mempersingkat waktu
pekerjaan pada lokasi tersebut, bentuk kolam olak yang ada
dimodifikasi dengan membuat elevasi lantai kolam olak yang
digunakan sebagai
peredam energi tidak sama antara dasar tepi dan tengah kolam
olak (Gambar 1).
Gambar 1: (a) Penampang Melintang Kolam Olak Tipe Datar,
(b) Penampang Melintang Kolam Olak Tipe Majemuk.
Model kolam olak majemuk dianggap cukup efektif dalam meredam
energi air tidak
hanya mengalir ke arah longitudinal (arah utama) saluran tetapi
terjadi juga aliransekunder yang arahnya tranversal ke dalam kolam
olak utama. Namun referensi untuk model kolam olak jenis ini belum
ada, sehingga dianggap perlu untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang model kolam tipe majemuk.
Penelitian model kolam olak bertipe majemuk menggunakan model fisik
yang dilakukan di laboratorium. Model fisik kolam olak yang dibuat
di laboratorium merupakan model experimental. Penelitian akan
dilakukan dengan menganalisa hidraulik aliran pada model kolam olak
tipe datar dan model pengembangannya menjadi model majemuk dengan
beberapa variasi, agar dapat mengetahui pengaruh perubahan
penampang kolam olak terhadap prilaku hidraulik yang terjadi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk
model terhadap
hidraulik aliran berupa ketinggian muka air, kecepatan aliran,
tinggi energi, dan angka Froude yang terjadi pada kolam olak.
2. DASAR TEORI
). Efek dari gaya gravitasi pada suatu aliran yang
ditunjukkan dalam perbandingan atau rasio antara gaya inersia dan
gaya gravitasi.
(a) (b)
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
41/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 19
√
......................................................................................................................
(1)
Dimana:
= angka Froude
V = kecepatan rata-rata aliran ( ft/s atau m/s )L = panjang
karakteristik ( ft atau m) g = gaya gravitas1, ( m/det² )
Debit Pada Saluran Terbuka
Debit pada saluran terbuka berlaku Hukum Kontinuitas yaitu sebagai
berikut:
..................................................................................................................
(3)
......................................................................................................................
(2)
Dimana :
Q = debit aliran (m³/det)V = kecepatan aliran (m/det) A = luas
penampang basah saluran (m²) B = lebar saluran (m) h = kedalaman
aliran (m)
Energi Pada Aliran
persamaan yang menghubungkan perubahan-perubahan tinggi
kecepatan, tinggi tekanan, dan elevasi dari titik yang ditinjau di
dalam aliran cairan tidak berkekentalan,
atau cairan berkekentalan tetapi pengaruh kekentalan dapat
diabaikan (Anggrahini, 1996). Prinsip energi adalah jumlah energi
tiap satuan berat dari setiap aliran yang melalui suatu penampang
saluran yang dapat dinyatakan sebagai jumlah tinggi energi (dalam
meter) yang besarnya sama dengan jumlah tinggi letak, tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan, dihitung dari suatu datum tertentu
(Anggrahini, 1996). Maka persamaan energi adalah sebagai berikut :
...............................................................................................
(4)
Dimana : H = tinggi energi total (total head ) (m)
= tinggi titik diatas bidang persamaan (m) = dalamnya
titik A dibawah muka air diukur sepanjang saluran (m) = sudut
kemiringan dasar saluran = tinggi kecepatan dari arus yang
mengalir melalui titik A (m)
Kolam Olak
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam
energi yang
terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidrolis dari
suatu aliran yang
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
42/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
berkecepatan tinggi agar tidak menyebabkan terjadinya gerusan
pada saluran/sungai di hilir. Tipe Kolam Olak yang akan direncana
di sebelah hilir bangunan tergantung pada energi yang masuk, yang
dinyatakan dengan bilangan Froude, dan pada bahan konstruksi kolam
olak.
Kolam olak terdiri dari beberapa tipe yang paling sering digunakan,
yaitu : Ruang Olak Tipe Vlughter
Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai
tidak membawa batuan besar. Bentuk hidrolis kolam ini akan
dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu dan perbedaan
energi di hulu dengan muka air banjir hilir.
Ruang Olak Tipe Schoklitsch Peredam tipe ini mempunyai
bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam energi tipe
Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam
energi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor; tinggi energi di atas
mercu dan
perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka air banjir di
hilir. Ruang Olak Tipe Bucket
Kolam peredam energi ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid
bucket, slotted rooler bucket atau dentated roller bucket,
dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai
bentuk hampir sama dengan tipe Vlughter, namun perbedaanya
sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini digunakan
bilamana sungai membawa
batuan sebesar kelapa (boulder ). Untuk menghindarkan
kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung
sehingga bilamana ada batuan yang terbawa akan terhempas ke arah
hilirnya.
Ruang Olak Tipe USBR Tipe ini biasanya dipakai untuk head
drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang olakan ini
memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe
yang
dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe
tersebut, yaitu1) USBR tipe I merupakan ruang olakan datar
dimana peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran
dengan permukaan dasar kolam.
2) USBR tipe II merupakan ruang olakan yang memiliki
blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di dekat
ujung hilir (end sill ) dan tipe ini cocok untuk aliran dengan
tekanan hidrostatis lebih besar dari 60 m .
3) USBR tipe III merupakan ruang olakan yang memiliki gigi
pemencar di ujung hulu, pada dasar ruang olak dibuat gigi
penghadang aliran, di ujung hilir dibuat
perata aliran, dan tipe ini cocok untuk mengalirkan air
dengan tekanan hidrostatis rendah.
4) USBR VI merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar
di ujung hulu,
di ujung hilir dibuat perata aliran, cocok untuk mengalirkan air
dengan tekananhidrostatis rendah, dan angka Froude (Fr) antara 2,5
- 4,5. Ruang Olak Tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint
Anthony Falls)
Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan
bentuk ruang olakan lain dimana ruang olakan lain berbentuk
melebar. Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan angka Froude (Fr)
berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini
dapat diperhatikan bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di
reduksi sekitar 80% dari seluruh perlengkapan. Kolam ini akan lebih
pendek dan lebih ekonomis.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
43/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 21
3. METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian yang dilakukan, model kolam olak tipe majemuk yang
dibuat yaitu dengan menaikkan salah satu sisi tepi ruang olak yang
datar. Hal ini dilakukan karena dalam pembuatan model dengan
menyesuaikan model yang telah ada sebelumnya (Gambar 1.a) mengalami
kesulitan yaitu pada pembuatan sisi iring kolam olak (Gambar
2).
Gambar 2: Penampang Melintang Kolam Olak Tipe Majemuk Dengan
Salah Satu Sisi Tepi Dinaikkan.
Pengujian model fisik kolam olak dibuat dalam 4 skenario yaitu :
Skenario 1 : uji model fisik terhadap kolam olak model 1
yaitu model kolam
olak tipe datar (Gambar 3.a). Skenario 2 : uji model fisik
terhadap kolam olak model 2 yaitu model variasi
kolam olak tipe datar dengan menaikan salah satu sisi tepi atau
bantaran kolam olak setinggi 0,2 Z maka ketinggian bantaran/ sisi
tepi lantai menjadi 0,1 m (karena Z= ketinggian terjunan 0,5 m)
(Gambar 3.b).
Skenario 3 : uji model fisik terhadap kolam olak model 3
yaitu model variasi kolam olak tipe datar dengan menaikan salah
satu sisi tepi atau bantaran kolam olak setinggi 0,4 Z maka
ketinggian bantaran/ sisi tepi lantai menjadi 0,2 m (Gambar
3.c).
Skenario 4 : uji model fisik terhadap kolam olak model 4
yaitu model variasi kolam olak tipe datar dengan menaikan salah
satu sisi tepi atau bantaran kolam olak setinggi 0,6 Z maka
ketinggian bantaran/ sisi tepi lantai menjadi 0,3 m (Gambar
3.d).
Gambar 3: Kolam olak tipe datar (a), kolam olak majemuk dengan sisi
tepi 0,2 m (b), dengan sisi tepi 0,1 m (c) dan dengan sisi tepi 0,3
m (d).
Setiap skenario dilaksanakan dalam 3 variasi sekat pada hilir kolam
olak untuk dapat melihat perbedaan dari ketinggian muka air di
kolam olak yaitu variasi tanpa sekat, denga sekat 5 cm, dan sekat
10 cm.
(a
(b
(c
(d
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
44/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
45/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 23
Pada grafik 2 (a,b,c) garis 1 (biru) adalah percobaan dengan
variasi hilir kolam olak tanpa sekat, garis 2 (merah) menggunakan
sekat 5 cm, dan garis 3 (hijau) menggunakan sekat 10 cm. Kecepatan
aliran seperti pada grafik 2.a menunjukan
penurunan yaitu pada titik tinjau awal kecepatan cukup besar
dan makin kearah
hilir menjadi lebih rendah atau berkurang. Tinggi energi dari
grafik 2.b menunjukanuntuk variasi tanpa sekat dengan warna garis
berwarna biru menunjukan terjadinya penurunan energi mulai
dari hulu kolam olak sampai pada hilir. Namun 2 variasi lainnya
yaitu variasi dengan sekat 5 cm (garis merah) dan variasi dengan
sekat 10 cm (garis hijau), dimana pada 2 variasi ini justru terjadi
peningkatan tinggi energi. Bilangan Froude dari grafik 2.c
menunjukan terjadinya penurunan mulai dari hulu kolam olak sampai
pada hilir kolam olak.
Skenario 2, 3, dan 4 (Skenario Majemuk)
Pada skenario ini untuk mempermudah melakukan analisa maka setiap
grafik
dibedakan berdasarkan variasi sekat pada hilir kolam olak.
Grafik 3: Grafik Ketinggian Muka Air Variasi Tanpa Sekat Untuk
Skenario 2, 3, dan 4.
Grafik 4.(a) Grafik Kecepatan , (b) Grafik Tinggi Energi, dan (c)
Grafik Bilangan Froude Pada Skenario 2,3, dan 4 (Skenario Majemuk)
Tanpa Sekat.
a b
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
46/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
24 – Bidang Keairan dan Teknik Pantai
Grafik 5: Grafik Ketinggian Muka Air Variasi Sekat 5 cm Untuk
Skenario 2, 3, dan 4.
Grafik 6.(a) Grafik Kecepatan , (b) Grafik Tinggi Energi, dan (c)
Grafik Bilangan Froude Pada Skenario 2,3, dan 4 (Skenario Majemuk)
Dengan Sekat 5 cm.
Grafik 7: Grafik Ketinggian Muka Air Variasi Sekat 10 cm Untuk
Skenario 2, 3, dan 4.
a b
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
47/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
48/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Hasil yang didapat kemudian akan dilanjukan dengan permodelan
matematik dengan menggunakan bantuan software. Hasil penelitian
dari model matematik kemudian digabungkan untuk mendapatkan
pengaruh model yang lebih detail.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Anggrahini. (1996), Hidrolika Saluran Terbuka, CV
Citra Media, Surabaya.
2. Bhowmik, N.G. (1975), Stilling basin design for low Froude
number . J.Hydr.
Engg.,ASCE , 101(7): 901-915.
3. Bradely, J. N. and Peterka, A. J. (1957), Hydraulic Design
of Stilling Basins, Journal of Hydraulic Division, ASCE,
1401-1406.
4. Chow, V.T, (1959), Open Channel Hydraulic, McGraw-Hill
book company, Inc.,New York.
5. Novak P, ábelka J (1981), Models in Hydraulic
Engineering,Pitman Publishing
Limited, London.
6. Pillai N. Narayana, Goel Arun, and Dubey Ashoke Kumar
(2009), Hydraulic Jump Type Stilling Basin For Low
Froude Numbers, J. Hydraul.
Eng .115:989-994.
7. Takeda , Kensaku dan Sasrodarsono, Suyono. (1981),
Bendungan Type Urugan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
8. Trimoijin (2000), Studi Pengendalian Loncatan Hidrolik
Dengan Variasi Sudut
Endsill Pada Bangunan Peredam Energi, Tesis S2, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.s
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
49/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 27
ANALISIS MASA MANFAAT WADUK SAGULING DI
JAWA BARAT
2 ,Agung Wiyono
2 & Joko Nugroho
ABSTRAK
Waduk Saguling merupakan salah satu waduk buatan dari tiga waduk
yang membendung aliran sungai Citarum yang merupakan sungai
terbesar di Jawa Barat. Posisi waduk Saguling merupakan waduk
pertama dari sistim waduk yang ada di Sungai Citarum sehingga
menjadi penampung pertama sedimentasi yang terjadi dari erosi di
hulu DAS Citarum yang sudah mengalami tingkat erosi yang sangat
tinggi. Laju erosi DAS Citarum Hulu yang merupakan DAS untuk Waduk
Saguling tiap tahun mengalami peningkatan, Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah menganalisis masa manfaat Waduk Saguling karena
adanya erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi di daerah tangkapan
airnya dengan berbagai metode. Metoda yang digunakan untuk
menentukan masa manfaat waduk adalah metoda statistic berdasarkan
sedimentasi yang tejadi di waduk, sebagai pembanding digunakan
metoda berdasarkan angkutan sedimen dari data
pemeruman (echosounding) dan berdasarkan volume air yamg
masuk dan keluar waduk. Hasil analisis adalah bahwa umur layanan
waduk Saguling mengalami penurunan dari rencana semula yaitu 59
tahun. Tiap periode penurunan dapat terlihat besar penurunan yang
terjadi sampai pada tahun
2013 umur manfaat waduk Saguling hanya 27 Tahun. Hal ini disebabkan
karena sedimentasi yang terjadi sangat tinggi yaitu rata-rata 4,2
juta m3/tahun, melebihi batas laju sedimentasi rencana sebesar 4.0
juta m3/tahun sehingga menyebabkan pendangkalan berlangsung
melebihi rencana.
Kata kunci: Saguling, erosi,sedimentasi, masa manfaat
1. PENDAHULUAN Waduk Saguling merupakan salah satu waduk
buatan dari tiga waduk yang membendung aliran sungai Citarum yang
merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Posisi waduk Saguling
merupakan waduk pertama dari sistim waduk yang ada di Sungai
Citarum sehingga menjadi penampung pertama sedimentasi yang terjadi
dari
erosi di hulu DAS Citarum yang sudah mengalami tingkat erosi yang
sangat tinggi.Laju erosi DAS Citarum Hulu yang merupakan DAS untuk
Waduk Saguling tiap tahun mengalami peningkatan. Penyebab
kondisi tersebut adalah adanya kerusakan ekosistem di daerah
tangkapan air Waduk Saguling akibat berkurangnya luas hutan
di
bagian hulu dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Proses
perubahan penggunaan lahan, selain menghasilkan manfaat, juga
memberikan resiko terjadinya kerusakan lahan akibat erosi,
pencemaran lingkungan, banjir dan lainnya. Erosi akan menyebabkan
terjadinya proses pendangkalan waduk, penurunan kapasitas saluran
irigasi, dan dapat mengganggu sistem pembangkit tenaga listrik.
Erosi dan banjir juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
sumberdaya alam (Jamartin Sihite, 2001). Evaluasi lahan merupakan
salah satu komponen penting
dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use
planning ), yang hasilnya dapat
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
50/1019
Inovasi Teknik Sipil dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Kemaritiman
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas-batas kemungkinan
penggunaannya, serta tindakan pengelolaan yang diperlukan
agar lahan dapat berfungsi secara lestari (FAO, 1976 dalam
Arsyad, 1989). Erosi di lahan yang akan menyebabkan sedimen di
sungai dan akhirnya akan
mengendap di waduk sebenarnya merupakan suatu kejadian alami yang
tidak mungkindihindari sama sekali. Akibat yang ditimbulkan oleh
erosi di bagian hulu waduk, mengganggu operasi Waduk dan akan
memperpendek umur fungsi waduk. Untuk mempertahankan umur manfaat
waduk maka perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi guna
pengamanan terhadap waduk dari bahaya pendangkalan yang dipercepat
akibat erosi di bagian hulu waduk tersebut.
Lokasi Kajian Secara geografi, DAS Citarum bagian hulu berada
pada 107o 15‘ 46.27 – 107o 57‘ 1.99 BT dan 6o 43‘ 8.65 -
7o 14‘ 32.09 LS dengan luas area ± 230,802 Ha. Wilayah bagian hulu
DAS Citarum merupakan DTA waduk Saguling. DAS Citarum bagian hulu
terbagi
menjadi 8 sub DAS, yaitu Cihaur, Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh,
Ciminyak, Cirasea, Cisangkuy, Citarik dan Ciwidey. Sub DAS yang
paling luas adalah Cirasea (16.51 %) selanjutnya Sub DAS Cisangkuy
dan Ciminyak. Sub DAS Cikeruh hanya sekitar 8.24 % dari wilayah DAS
Citarum Bagian Hulu. Secara administratif, wilayah DAS
Citarum
bagian hulu masuk wilayah Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat,
Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Sumedang dan Sebagian kecil masuk
wilayah Kab. Garut. Distribusi wilayah curah hujan di DAS Citarum
bagian hulu tidak merata. Curah Hujan tahunan bervariasi antara
1,966 - 2,600 mm. Variasi curah hujan ini terjadi karena
pengaruh topografi. Bulan terbasah mencapai 300 mm. Secara
umum iklim DAS Citarum bagian hulu digolongkan sebagai iklim
tipe C menurut klasifikasi Schmith dan Fergusson atau tipe Am
menurut klasifikasi Koppen. Sedangkan menurut klasifikasi iklim
Oldeman
yang didasarkan pada jumlah curah hujan bulan basah (>200 mm)
dan bulan kering (<100mm), Untuk meningkatkan kebutuhan tenaga
listik di seluruh Pulau Jawa sebesar 2.849 MW
pada tahun 1985/1986, maka dibangun Waduk Saguling pada tahun
1981 dan mulai digenangi 1985, dengan luas genangan pada
elevasi +643 m sekitar 486,95 km2 dengan volume efektif
sekitar 881 juta m3. Luas genangan ini berada pada
elevasi
penuh. Waduk Saguling mempunyai kapasitas terpasang sebesar
700 MW (4x175.18 MW) dengan produksi listrik rata-rataa pertahun
2.158 GWH (CF 35.12%. Gambar 1 menunjukkan lokasi Waduk
Saguling dan daerah tangkapan airnya.
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
51/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 29
Gambar 1 : Daerah tangkapan air Waduk
Waduk berfungsi untuk mengumpulkan air dari aliran air
sungai,mengumpulkan air dari aliran sungai bertujuan untuk
mengumpulkan energi potensial dari air yang ditampung. Mengumpulkan
air pada musim hujan untuk persediaan dan pemakaian air pada musim
kemarau atau waduk beban puncak. Data teknis Waduk Luas
waduk : 5.340 Ha Elevasi Puncak Bendung : +650,200 m
Luas genangan pada elevasi +623,0 m : ±17,800 km2 Luas
genangan pada elevasi +643,0 m : ±875,000 juta m3
Dead Storage : ±167,689 juta m
3
Duga muka air banjir : ±645 m Duga muka air
efektif normal : +643 m Duga muka air efektif rendah : +623
m Volume Tampungan seluruhnya : ±875 juta m Volume
Efektif : ±611,5 juta
Karakteristik Waduk Karakteristik waduk dapat diamati dari hubungan
antara elevasi muka air waduk dengan volume (tampungan) air waduk
dan hubungan antara elevasi air waduk dengan luas
permukaan air waduk. Secara sederhana berikut ini diberikan
gambaran hubungan
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
52/1019
http://slidepdf.com/reader/full/prosiding-semnas-xi-2015
53/1019
ISBN :
978 – 602 – 72056 – 0 – 4
Bidang Keairan dan Teknik Pantai - 31
Menurut Kironoto (1999), penentuan umur fungsi waduk didasarkan
pada berbagai faktor seperti besar angkutan sedimen
( suspended dan bed load ) di alur sungai, nilai erosi
DAS, nilai trap efficiency waduk dan data fisik waduk. Umur
fungsi rencana Waduk Saguling pada awal perencanaan dan
pembangunanya adalah 59 tahun
(company profile PT Indonesia Power 2012). Namun dari banyak
penelitian yang telahdilakuka, menunjukkan telah terjadi
pengurangan umur waduk dari rencana pembangunan awal.
Efisiensi Tangkapan Waduk Sebagian dari sedimen yang masuk ke waduk
tidak terendapkan di waduk akan tetapi diteruskan keluar. Sedimen
yang tertampung di waduk dapat dihitung berdasarkan
perhitungan trap efficiency Trap Efficiency dari waduk dapat
didefinisikan sebagai rasio dari jumlah sedimen terendap
terhadap total masukan sedimen. Efisiensi tangkapan
waduk (trap efficiency). Suatu perkiraan dan efisiensi
tampungan waduk dalam menangkap sedimen telah dibuat oleh
Brune (1953) yang menghubungkan prosentase
sedimen yang tertangkap terhadap rasio kapasitas waduk dan aliran
masuk tahunan. Hubungan tersebut terlihat pada grafik di bawah ini
: dkk, 1986 : 355)
Gambar 4 : Efisiensi Tampungan dari Waduk Genangan
Normal
Sedimen yang terangkut ke waduk selanjutnya akan membentuk
distribusi endapan sedimen. Distribusi ini sangat dipengaruhi oleh
cara bagaimana waduk dioperasikan, tekstur dan ukuran partikel
sedimen, bentuk waduk dan volume sedimen yang diendapkan. Dari
keempat faktor tersebut, faktor bentuk waduk sering dipilih sebagai
kriteria utama dalam penentuan distribusi. Bentuk waduk ditentukan
berdasarkan hubungan antara kedalaman air waduk dengan kapasitas
waduk (parameter m). Nilai m
didefinisikan sebagai kemiringan ( slope) dari garis yang
diperoleh dari plot data antara
data kedalaman dengan data kapasitas waduk pada kertas
logaritmik .
Tabel 1 : Klasifikasi waduk berdasarkan nilai m Tipe waduk
Klasifikasi m
I II III IV
-
Volume sedimen yang mengendap dalam waduk meliputi sedimen suspensi
dan muatan
dasar yang melalui alur sungai dan volume sedimen yang langsung
masuk ke waduk
8/19/2019 Prosiding Semnas Xi - 2015
http://slidepdf.com/reader/